Jumat, 19 Juni 2015

Makalah Manusia dan Peradaban



MANUSIA DAN PERADABAN

Dibuat untuk memenuhi salahsatu tugas oleh Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


Dibuat oleh :
Kelompok 1
1.     Aang Anwar (3504140013)
2.     Desi Lismayanti (3504140005)
3.     Tia Hermawan (3504140008)
4.     Dika Pratama
5.     Asep Alex Fahrizal (3504140019)
6.     Tri Utami (3504140015)
7.     Opi Yulianti (3504140029)
8.     Firman Maulana Safaat (3504140033)
9.     Irma Nur Anisa (3504140036)
10. Deris Rismayadi (3504140107)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DA ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GALUH
2015
 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Manusia dan Peradaban”.Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah IlmuSosial & Budaya Dasar (ISBD).
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1.                Bpk. Sahadi selaku Dosen Ilmu Sosial&Budaya Dasar
2.                Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3.                Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

Ciamis, 20 Maret 2015
Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar      
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Manusia
2.2. Peradaban
Daftar Pustaka




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia haruslah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat mengalami pembelajaran mengenai ruang lingkup sekelilingnya, sehingga menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu dan mereka pun harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban. Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila manusia memahami dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka norma-norma akan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia haruslah mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri pada masing-masing negara mempunyai sistemnya masing-masing, faktor yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan karena kebudayaan pada negara itu sendiri.  Pendidikan yang merupakan hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian karena hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga merupakan hasil interaksi manusia yang merupakan perwujudan dari karya manusia.
1.2.Rumusan Masalah
1.                       Apa yang dimaksud dengan Manusia?
2.                       Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini untuk mengetahui sejarah terciptanya manusia. Dan dalam manusia itu tidak akan pernah mampu untuk hidup sendiri yakni manusia termasuk kedalam makhluk sosial karena manusia akan membaur dengan manusia lainnya dalam sebuah kelompok masyarakat, segala sesuatunya manusia pasti memerlukan bantuan dari orang lain.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Manusia
A.    Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

B.     Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

ü  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

ü  ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.

ü  UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

ü  SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.



ü  KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

ü  I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.

ü  OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

ü  ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

ü  PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

C.    Unsur-unsur yang membangun Manusia
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1.        Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a.       Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c.       Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.      Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).

2.        Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
a.    Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b.      Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
c.       Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

D.    Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

2.2.       Peradaban
A.    Pengertian Peradaban
Istilah peradaban dalambahasa inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadapperkembangan kebudayaan.

Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

B.     Wujud Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya disharmoniantara Barat dan Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangannegatif dan prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah bertemu. Dalam pikiran Timur, Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya, Barat membayangkan Timursebagai kemiskinan, kebodohan, ststis, fatalis, dan kontemplatif. Tentu saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap berlawanan yang akhirnya mewujudkan permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan perang.

Perbedaan presepsi tersebut dapat dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban hanya menekankan pada unsur tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur nurani (perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal (tingkat berfikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan unsur nurani (perasaan, estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dulu unggul dibandingkan dengan orang timur. Dikalangan orang Timur, hati nurani (perasaan) lebih diutamakan dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu baik dan belum tentu sesuai dengan hati nurani.

C.    Hakikat Peradaban
Koentjaraningrat (1990) menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan sendiri berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof. Dr. Nurcholis Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan  istilah civilization (peradaban) merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat, dan menjadi hukum yang di tunduki secara bersama pula.
1.      Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2.      Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan teknologi dan, Ilmu pengetahuan.

D.    Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi.  Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.

Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis majid menyebut masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang berbudi luhur, berakhlak mulia, dan berperadaban, dengan ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi Munawar Ranchman. 2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

E.     Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.

Pandangan sebagian ahli materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena ketundukan manusia terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara umum pengendalian sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari ( 2002 ) dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani dan sifat manusiawi manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang menjadikan manusia sebagai organism yang memiliki tindakan dan kecendurungan. Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki pengetahuan dan beragama dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual, sehingga dalam perkembanganya budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana pembebasan manusia dari ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan perekonomianya tadi menjadi masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology dan agamanya atas dasar tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi kebudayaan manusia di masa depanya menurut murtadha muntahhari.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.

Mengacu pada pandangan Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya telah di contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya masyarakat egaliter dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah melahirkan saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan warna kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat partisipatis dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )

Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat. Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.

Kemabli ke evolusi budaya dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.

F.     Dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Menurut nurcholis madjid dalam risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai – nilai dasar perjuangan, menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk tertinggi dengan di bekali kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menusia menyangkut alam dan manusia, sehingga tugas manusia ialah bagaimana menciptakan sejarah. Selanjutnya nurcholis manjdid mengatakan bahwa alam memiliki perubahan dan perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan dan perkembangan inilah yang memungkinkan terciptanya evolusi dan dari sejarah yang di ciptakan oleh manusia meninggalkan kebudayaan dan nilai – nilai maupun tradisi yang ada di masyarakat tersebut.

Gelombang ketiga yang di tandai dengan revormasi dalam bidang komunikasi melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.

John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
1.      Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
2.      Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
3.      Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
4.      Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
5.      Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
6.      Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
7.      Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
8.      Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
9.      Perubahan dari utara ke selatan.
10.  Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.

Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:

Ø  Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia diseluruh dunia.
Ø  Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Ø  Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
Ø  Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Ø  Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional, dan lain-lain.



G.    Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani
1.      Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah suku – suku bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.
2.      Modernisasi
a.      Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasinal dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]
a)      Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
b)      Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c)      Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas – luasnya.
d)     Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.
b.      Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan – angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
·         Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
·         Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
·         Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau lembaga tertentu.
·         Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
·         Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak pengurangan kepercayaan.
·         Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c.       Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
·         Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
·         Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan akulturasi.
·         Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
·         Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
·         Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
·         Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
·         Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.
3.      Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society”diterjemahkan sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.[16] Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.

H.    Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul  dan berkumpul serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya  filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya, dan melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin  kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti aturan – aturan, norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal –hal  tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.

I.       Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem – sistem  sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini[17] adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.Selain itu juga terjadinya diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia. 





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peradaban merupakan organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia.

Pengeruh besar kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan proses evolusi kebudayaan manusia yang sudah sampai pada taraf kompleksitasnya. peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.

B.         Saran
Melalui makalah ini penyusun menghimbau pentingnya menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang dimiliki sehingga tercipta apa yang namanya egaliter, selalu menciptakan kebersamaan sehingga tercipta masyarakat yang berperan aktif dalam rangka terwujudnya kesejahteraan bersama, serta megedepankan sikap musyawarah secara objektif dalam mengambil keputusan bersama. Sehingga apa yang di cita – citakan untuk mewujudkan masyarakat madani ( civil society ) atau masyaraka ber peradaban dapat terwujud.



DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.
Murtadha Muntahhari. 2002. Manusia, Dan Alam Semesta. Lentera Basritama : Jakarta.
Budhy munawar ranchman. 2011. Membaca Nurcholish Madjid Islam Dan Pluralisme. Democracy project : Jakarta.
Ardiyansyah HMI. Manusia dan Peradaban. http://ompuworo.blogspot.in/2013/07/makalah-manusia-dan-peradaban.html/. Diakses 20 Maret 2015. Pukul 19.10.
Oktaviani Pratama Putri. Hakekat Manusia dengan Peradaban. http://oktavianipratama.wordpress.com/about/. Di akses 20 Maret 2015. Pukul 20.00 wib.



1 komentar:

Laode Muhamad Fiil Mudawat mengatakan...

Dan bagi anda yang juga memerlukan KUMPULAN CONTOH PROPOSAL LENGKAP, silahkan cek di link itu...

Salam bersinergi.....

Posting Komentar

Kategori

 
;